3.6.09

emang beda.
negara sebelah ama kita yang satu rumpun itu.
sama2 pesek,
tapi beda.
walau sama2 mengadaptasi budaya penjajahnya.
dia dijajah oleh orang2 yang pride-freak, disiplin, manis, dan terbiasa ada di depan. to be steady is the first priority. itulah yg ada. raja yang berkuasa, diberi hak istimewa, bebas hukum, dan rakyat jelata yang pintar2, kalem, bangga hati besarrr, dan sangat menjunjung tinggi kerajaan. walaupun akhirnya seperti juga penjajahnya, bukanlah sang raja yg memerintah, tetapi perdana menteri. bedanya, sang raja (ratu, dalam kasus ini)berkuasa penjajah dia berperan besar sebagai penstabil negara, dan setiap kata2nya adalah nasihat tingkat tinggi yang wajib didengar perdana menteri.. untunglah ratu itu adalah orang yang mulia.. terutama setelah kehilangan rival besar yang sangat dikaguminya, sang putri pirang yang berhati bebas..
sedangkan dia, sang raja hanyalah sebagai simbol kemakmuran.. dan pertanda ia adalah sama seperti penjajahnya, sama dengan negara kecil sangat kaya di sebelahnya, pokoknya makmur dan stabil. itu sebabnya setiap anggota ningrat adalah istimewa sekali... beri saja semuanya..
doktrin itu pun mengakar pada filosofi hidup kemasyarakatan. politik, ekonomi, hubungan masyarakat, pers..
sayangnya pride yang dimiliki masyarakat itu sangat amat tinggi. mereka memang baik, kalem, sopan.. tapi dengan kebanggaan berlebihan..yang makin dimanfaatkan oleh pemerintah yang ada waktu itu.. suatu ketika menjadi masalah.
sang perdana menteri punya visi besar, ingin negara itu menjadi negara yg sangat makmur. punya duit sangat banyak artinya, bisa membuat kelompok pertahanan kuat, bisnis kuat dan semua aspek kehidupan sangat kuat dan stabil. caranya? bikin masyarakat menjadi satu kata. itu adalah artinya pengendalian informasi pada masyarakat, agar pola pikir semua rakyat sama. kebenaran, hanya milik pemerintah. (kalo kebetulan, adalah milik mantan2 gue.. hahaha)
lalu semua media benar-benar dibatasi. norma ditegakkan kuat. proses berhasil : masyarakat nya menjadi masyarakat yang sangat berbangga hati, stabil, kalem, pengusaha suksesnya banyak, dan masyarakat melayunya meyakini bahwa mereka adalah mahluk termulia disana. lebih dari yang lain.apalagi pendatang yang nilai tukar uangnya dibawah 1, alias minus.
'beli saja semua.. mereka gampangan kok. mau bikin kebun kelapa sawit? bayar aja pemdanya, kita beli satu pulau paling besar disana..tebangin hutannya, bayar orang kampung sana untuk itu, kalau ada monyet2 yg tinggal dihutan itu dan ganggu sawit, tembak saja! bilang yang bisa bawa kulit monyet, dapat menjualnya disini. mahal.'
dan itu pun terjadi.
---
di negara saia. sangaat berbeda. penjajah saia adalah mahluk yang rakus, semua juga rakus sih. tapi harga mati pada kesombongan akan moral diri tak sebesar penjajah dia. ambil sebanyak2nya.. itu intinya. titik. bagi yang gemar berkawan, bersama mereka tak salah. bahagia, senang, dapat duit banyak.. tapi tak peduli pada yang lain.. penyakit jiwa yang sama parahnya.. tak berbanggaan.. dan rakus. untungnya, sejahat2nya penjajah bangir bau keju itu, mereka masih meng-encourage anak2 sini belahjar.. walaupun sebatas kepintaran seorang buruh.. memang negara saia ini juga berbakat kental luruh pada kerajaan. tunduk pada fatwa raja diraja..
satu hal yang tidak dibibitkan dengan baik pada rakyat saia: kedisiplinan yang mumpuni.
tapi itu sebenarnya hanyalah sebuah bukti kreatif rakyat saia. bahkan besi pun tak mampu membatasi kekayaan bakat kreasi dan buah pikir rakyat saia.

diktator yang menguasai segala aspek seperti negara dia, pernah berlangsung lama. lebih dari 30 taun. tapi karena pelaksananya korup dan tak becus, jatuhlah bangunan besar tinggi namun keropos itu..

sejak itu, bebatan pada ide2 gila rakyat saia keluar dengan liarnya, di seluruh lokasi, yang sayangnya- terutama hanya di perkotaan- ibukota.
sebut saja satu kegiatan. semua keluar.
bangunan keren paling tinggi. sekolah swasta. rumah sakit gedung. koran vulgar. majalah provokatif. anak kecil demo. anak kecil maen kasur. kritik pedas pada presiden. just name it. semuaa ada. tapi tujuannya satu: uang.
memang sjk itu, pesaaat sekali pertumbuhan di kota2 besar. gedung2 makin banyak, mall2..
semua adalh bisnis besar... big money.. taipan2 yakuza mafia yang ada ga malu2 lagi muncul. karena mereka ga perlu lagi bayar palakan besar..
dan produk terbesar pasca orde baru adalah: INFOTAINMENT!!
produk yang mengubah banyaaak sekali rumus perpolitikan, hubungan internasional, perekonomian, dll..
sehingga, artis2 sinetron pengajar salsa dipercaya menjadi wakil rakyat, yg seuatu ketika akan membahas pasal per pasal yg diajukan nasa nya indonesia untuk menjadi uu antariksa.

kebebasan.. itu yang membedakan negara saia dengan negara dia.
disana, karena kebenaran adalah milik kehormatan raja, dan kerajaan adalah simbol kemakmuran negara.. maka semua kenyataan pun menjadi mentah dan tak ada bila tak sesuai dengan kebenaran kerajaan..

itu sebabnya rakyat dia sangat cinta negara saia.. seperti pelancong kemarin yang datang ke saia hanya untuk mampir ke tempat selingkuhannya yang diberi pocket money 5 jt sebulan, kadang tiga kali lbh besar, lalu berwisata ke tempat2 malam..
buat nya, itu seperti menghirup udara bebas... tapi tak untuk selamanya..

juga rakyat saia, begitu senang datang ke negara dia. begitu bersih, teratur, dan disiplin. juga makmur. rasanya otak ces pleng tenang dengan tak ruwetnya dunia.. tapi rasa senang itu tak selamanya...

karena dia bukan rakyat saia.
saia bukan rakyat dia.

Tidak ada komentar: