sebelumnya, patut dikatakan terlebih dahulu bahwa si nona ini adalah seorang yang sangat cepat memberi reaksi secara emosi, baru mikir belakangan. karena itu tentunya ada beberapa hal yang terlalu berlebih, emosional, dan seakan menyalahkan pihak lain.
Walau begitu, semua ini fakta, kejadian, dan saksi rasa dan emosi pada saat yang bersamaan. Tidak ada yang bohong dan salah pada emosi dan rasa, hanya cara komunikasi yang sejalan dengan pikiran orang lain, itu masalahnya.
Jadi, teman-teman tersayangku, harap mengerti saja dan jangan gampang ikut terprovokasi oleh pernyataan-pernyataan nona yang sebenarnya memang jujur, tapi ini berdasar emosi sesaat smata. yah nonalah...
Rasanya tak adil bila nona berkata bahwa ybs ybs di imigrasi yang pernah nona ceritakan adalah oknum nyolot ngeselin korup dan sebagainya. karena ini murni adalah yang dirasakan nona saja, yang terlalu takut mengurus administrasi karena dipenuhi oleh bapak-bapak yang suka ngebentak dan males dibayangan nona karena ingatan nona waktu sd mengurus ijiasah sendiri. ah, nona memang manja.. buat nona manja, semua menjadi menakutkan bila dilakukan sendiri. tapi ketika sudah selesai, rasanya nona manja ini adalah perempuan paling hebat mandiri canggih dan keren yang pernah ada, lebih keren dibanding ketika pertama kali berhasil memakai hi heels dan lipstick marun lalu berjalan di depan cowok-cowok ganteng..(karena emg gabisa dandan, jadi ga keren). sekeren aura desi anwar dan cewek2 pinter itu deh!!
Alangkah baiknya bila nona menceritakan fakta yang sedapat mungkin murni dari rasa dan emosi nona yang terlalu cepat meletup namun cepat hilang juga. kalaupun ada, setidaknya teman teman sudah tau..
Tiga kali sudah nona menginjakkan kaki di keimigrasian jakarta selatan daerah duren tiga mampang. Di jakarta ini, nona hanya tau dua. Cipinang dan Mampang. Tentu pilihannya jelas, yang gampang diakses dan berdasar informasi kawan-kawan wartawan, jaksel lah yng paling bersih. kini menjadi keimigrasan percontohan, sudah profesional.begitu kata teman ku penulis gatra itu. dan lebih baik urus sendiri, lebih puas, kata banyak orang. emang sih, yang dulu diurus orang lain, alias calo berseragam, hasilnya salah nulis Jenis Kelamin, dan cuma dibenerin di lembar pengesahan. intinya: ga sempurna pelayanannya.
Hari Pertama,
-beli formulir kuning di bawah tangga. 7000 rupiah.
-ngisi formulir, masukin semua fotokopi Akta lahir, KK, Ijasah, surat kantor, dkk.
memang sih, masih banyak calo, tapi gak ganas. mencium ada orang bau kencur baru ngurus, nona pun sempat ditawari tiga orang berkemeja biasa, bukan seragam, untuk 'dibantu'. mereka ada di tempat beli formulir, di dekat meja untuk menulis formulir, dan di depan pintu imigrasi. tentu saja langsung bilang, 'nggak, pak.. makasih..'
abis ngisi,
-ambil nomer antrian (kayak bank) pake mesin, klik yang penyerahan formulir, paling atas.
waktu itu saya dapet nomer 88 pada saat yang dipanggil adalah 45an. tapi ternyata banyak yang ga ada, jadi cepet juga kok.
-kalo dah dipanggil, langsung ke loketnya, tanya-tanya aja. aku juga nanya-nanya mulu, kebanyakan nanya ke ibu-ibu yang tentu saja ga keliatan kayak calo, tapi ngurus sendiri juga. mereka sangat membantu!
-di loket, petugas berseragamnya, waktu itu seorang mbak manis berkacamata dan rambut sebahu, dengan senyum ramah memeriksa kelengkapan dokumen. (terus terang, mbak ramah ini yang bikin nona lumayan agak tenang dan sempet yakin imigrasi ini memang bersih dan gak mata duitan).
sayang, ternyata kelengkapan dokumen nona tidak lengkap.
yah, memang sih, sambil menunggu nomer panggilan, nona meneliti detil2 tulisan yang dipasang di depan loket.diantaranya: 'Imigrasi buka senin - Kamis pukul 8 - 12 dan 13 -16'. Jumat pk... lupa.. lalu dipasang juga tulisan: ' bawa serta dokumen asli'.
o ow... nona emang ga bawa waktu itu.cuma fotokopi
seperti yang sudah diduga, mbak kacamata manis ramah itu pun meminta nona melengkapi dokumen nona, sambil mencorat coret surat rekomendasi kantor fotokopian untuk dibenahi lagi.
Hari Kedua,
Nona dateng beberapa hari kemudian, setelah mengambil dokumen asli dari bandung. ambil nomer antrian yng sama, dan bertemu mbak ramah yang sama. Lengkap, katanya. sayang dia kemudian nanya. ada fotokopi paspor lamanya ga? ..duuh, nggak...gue juga bego bisa ga kepikir..
'mbak, ini mbak harus pemeriksaan dulu. di BAP'
ha? kok ga bilang dari awal mbak?
Ya, nanti mbak ke atas, paling ujung, ketemu pak Gtt untuk pemeriksaan BAP alias berita acara perkara.
lalu bertemulah dengan pak GTT itu. Waktu itu sedang jam sibuk, saya lupa jam berapa. Terus terang, nona datang ke kantor ini dengan ketakutan tinggi menghadapi petugas2 berseragam, nona selalu takut dengan seragam, apalagi ditambah bedil. nona datang dengan ekspektasi paspor nona ini akan digolongkan sebagai paspor baru, sehingga tidak ribet mengurus BAP dan sebagainya, yang artinya bertemu lebih banyak seragam.. (kalau kata seorang teman, takutnya nona sama kayak melhat suatu mahluk tuhan kecil berwarna coklat berkaku banyak dan bersungut panjang)
tentu saja nona kecewa ketika harus berhadapan dengan petugas-petugas di lantai atas di ruang tertutup.. karena tak sesuai harapan nona.. nah dengan kondisi rasa dan emosi kecewa, nona bertemu bapak BAP itu. beliau sibuk waktu itu. mewawancarai seorang pemuda tanggung yang kalem mengaitkan tangan diatas meja.
lalu si bapak mulai menanyakan alasan-alasan dengan nada yang buat nona waktu itu seperti bentakan. menanyakan kelengkapan data seperti bertanya pada kriminal picisan. tentu nona marah dan tersambar bila dibentak atau direndahkan seperti itu. langsung aja nona ini menjadi agak2 nyolot juga seperti tikus terpojok kucing, mulai menanyakan harga paspor hilang, apa aja yang harus diambil di bandung, ini dan itu. akhirnya bapak BAP yang sudah kelelahan dan emosinya menaik pula dengan lebih membentak (buat nona) menerangkan proses panjang suatu surat untuk dimasukan ke meja pendaftaran nanti. BAP Jaksel-Imi Bandung-BAP Jaksel-Pol haryono-BAP Jaksel, barulah ke Pendaftaran Jaksel lagi, di lantai bawah. 'Jadi kamu mau pilih mana dibuat di bandung atau di jaksel?' akhirnya nona tetap memilih jaksel dengan pertimbangan masa depan. bapak BAP itu pun akhirnya menjadwalkan wawancara nona dua hari kemudian. pukul 1.
Hari Ketiga
hari ini adalah hari ketiga nona ke kantor imigrasi tersebut. dua setengah jam lebih awal. dengan rasa degdegan yang sama seperti pertama wawancara kerja, nona bertemu lagi dengan bapak BAP itu. dengan pikiran baru, mungkin nona saja yang salah,bertemu dengan ketakutan teramat sangat yang sebenarnya tak perlu. apa yang ada, dilalui dan dijalani saja. dan untuk kasus-kasus ketemu orang menakutkan buat nona begini, rumus nona adalah: napas ala meditasi 5 menit, pasang senyum ramah, dan muka lugu. otomatis logat sunda yang terkenal ramah pun keluar. ah untunglah, alhamdulilah haleluya, ternyata cukup mujarab. senyum dan lugu itu cukup membuat komunikasi kami cukup baik dan akrab. bapak itu sampai trus ikut senyum. perbincangan-perbincangan ramah seputar, kamu orang sunda ya? logatnya keliatan. kalo bapak sih turunan menado jawa sunda betawi. dan blablabla lain. ah.. akhirnya BAP yang saya pikir seperti pemeriksaan2 di kantor polisi itu, tidak terjadi. hanya pertanyaan2 biasa seputar kejadian dan tujuan pembuatan paspor, seperti mengisi formulir lomba masak saja. akhirnya, kami pun berpisah dengan senyum. nih nomer bapak, surat rekomendasi ke imigrasi bndung bisa lama selesainya. kalau mau tanya kapan selesainya, telpon aja. malam juga gapapa, pak? oh gapapa dng. ini kan bentuk pelayanan imigrasi.. gitu katanya.
ahhh...legaaaa.... akhirnya aku pulang dengan pikiran ang berbeda dengan hari sebelumnya.: 'Bapak itu baik sekali...' rasanya semua orang berseragam di kantor itu, adalah orang-orang paling baik sedunia hari itu.
Yah memang, prosesnya masih panjang. tapi untuk hari ini, lumayan dilalui dengan lancar. total hari itu proses dari pukul 11 sampai 12 siang. hanya sejam!
tekad untuk tidak memakai tangan ketiga, semakin tidak kusesali...
nah, proses yang panjang ini, akan nona ceritakan lagi nanti..
setidaknya untuk memberi sedikit masukan tentang perjalanan berurusan dengan imigrasi..
saran nona: kalau sudah pnya dokumen apapun, JANGAN SAMPAI HILANG!! ngurusnya, amit amit... lebih susah dari ngurus beasiswa kata abang senior..
lega........
1 komentar:
Nyadar ternyata kalo emosionalan... sama....
Namanya juga perempuannnnn....
Posting Komentar